Friday, May 8, 2009

Sejarah MSG

Sejarah MSG
By Republika Newsroom
Jumat, 08 Mei 2009 pukul 04:08:00

Sejarah MSG DR. IKEDA

Penemuan MSG oleh Dr. Ikeda (1908) diawali oleh keprihatinannya terhadap
kondisi fisik rakyat Jepang di kala itu. Sewaktu belajar ilmu Kimia
modern di Jerman, dia membandingkan tubuh orang Jerman yang lebih tinggi
dari pada orang Jepang. Namun dia juga mendapati bahwa makanan Jerman
memiliki satu rasa unik yang juga terdapat dalam makanan Jepang.

Setelah kembali ke Jepang, Dr. Ikeda memusatkan penelitiannya pada
masakan tradisionil Jepang, yaitu kaldu yang terbuat dari rumput laut
(Konbu). Kaldu ini umum digunakan masyarakat Jepang karena citarasanya
yang kuat. Dia berhasil mengisolasi sumber rasa unik tersebut, yaitu
asam Glutamat. Rasa ini kemudian diperkenalkannya dalam bahasa Jepang
sebagai rasa "Umami".

Penemuan Glutamat sebagai sumber rasa "Umami" mengukuhkan ambisi Ikeda
untuk memperbaiki kondisi fisik bangsanya, melalui bumbu masak yang
menambah kelezatan makanan Jepang. Masih di tahun yang sama, Dr. Ikeda
mendapatkan paten atas metode produksi MSG.

Meski demikian, asam Glutamat murni yang dihasilkannya belum bisa
diproduksi secara komersial karena sifat fisik dan kimianya. Hingga
akhirnya Dr. Ikeda berhasil mensenyawakan glutamat dengan sodium menjadi
Monosodium Glutamat (MSG).

Dengan membagi hak patennya dengan seorang pemilik pabrik Iodine,
Saburousuke Suzuki, Dr Ikeda kemudian berhasil mewujudkan hasratnya
memproduksi dan memasarkan MSG secara massal.

Demikianlah, AJI-NO-MOTO (MSG) mulai dipasarkan di Jepang pada tahun
1909. Pada waktu itu MSG diproduksi melalui proses ekstraksi gluten
hingga tahun 1960-an. Proses produksi ini tidak dapat memenuhi
permintaan yang meningkat dengan cepat dari pasar Jepang dan dunia.
Inovasi teknologi fermentasi pada tahun 1956 kemudian membantu usaha
meningkatkan produksi MSG yang terus diterapkan hingga sekarang. MSG
sekarang umumnya diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang kaya
glukosa seperti tetes tebu, singkong, jagung, gandum, sagu dan beras.
Proses fermentasi merupakan proses pengolahan makanan traditional yang
juga digunakan untuk membuat tape, tempe, kecap dan lain lain.

Meskipun MSG baru ditemukan oleh Dr Ikeda 100 tahun yang lalu, namun
sejatinya bumbu masak yang kaya rasa "Umami" sudah digunakan di zaman
kuno dulu.

Kecap ikan yang menjadi bumbu wajib di Asia tenggara ternyata sudah
dipakai untuk melezatkan makanan oleh orang-orang Yunani dan Romawi
2500 tahun yang lalu. Di sepanjang Teluk Mediterania dan Laut Hitam
ditemukan gerabah-gerabah kuno yang dipakai untuk membuat dan menyimpan
kecap ikan oleh penduduk Yunani dan Romawi kuno. Pada masa Yunani kuno
kecap ikan dinamakan Garon, sementara pada masa Romawi kuno dinamakan
Garum atau Liquamen.

Tidak hanya di Yunani & Romawi kuno, penduduk Italia juga telah
mendapatkan rasa unik "Umami" dari keju Parmigiano Reggiano yang konon
sudah dibuat sejak 1000 tahun lalu. Nama Parmagiano Reggiano sendiri
merujuk pada daerah penghasilnya yaitu Parma - Itali.

*Komentar : kira-kira MSG hasil fermentasi dengan hasil persenyawaan
kimia lebih berbahaya mana ya? Bagaimana cara membuat MSG yang murah dan
aman? Ini penting buat tukang2 bakso.*

No comments:

Post a Comment