Tuesday, May 19, 2009

Buah Merah Bukan Obat Penyembuh HIV/AIDS

By Republika Newsroom
Selasa, 19 Mei 2009 pukul 05:20:00

JAKARTA -- Buah merah yang banyak tumbuh di wilayah pegunungan Papua
belum terbukti secara klinis sebagai obat penyembuh HIV/AIDS.

"Dari hasil penelitian yang dilakukan Departemen Bio Kimia UI
(Universitas Indonesia), komponen yang dipakai sebagai anti HIV pada
buah merah ternyata tidak memberi respons pada hewan percobaan," kata
Ketua Program Studi Farmasi Kedokteran pada Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (UI), Dr dr Ernie H. Purwaningsih MS di Jakarta,
Senin.

Dalam penelitian itu, pihak Bio Kimia UI menggunakan tikus sebagai hewan
percobaan. Meski demikian, katanya, perlu penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan hewan percobaan lain guna memastikan apakah buah merah
benar-benar bukan sebagai obat penyembuh HIV/AIDS.

Menurut Ernie, klaim buah merah sebagai obat penyembuh HIV/AIDS
sebagaimana yang disugestikan oleh sebagian masyarakat Papua selama ini
tidak bisa diterima begitu saja karena harus diteliti dan diuji
kebenarannya melalui uji klinis selama beberapa kali.

Kasus HIV/AIDS saat ini menjadi masalah yang sangat krusial di Papua
mengingat penularannya demikian cepat hingga menembus angka di atas
5.000 orang. Sebagian besar warga yang tertular HIV/AIDS di Papua
merupakan penduduk lokal dari berbagai suku di Papua.

Ironisnya, jumlah penduduk lokal di pulau terbesar di ujung timur
Nusantara itu saat ini diperkirakan hanya 2,5 sampai tiga juta jiwa.

Untuk menekan pertumbuhan kasus HIV/AIDS di Papua, Gubernur Papua
Barnabas Suebu SH menetapkan tahun 2009 sebagai "tahun perang" terhadap
HIV/AIDS.

Daerah dengan tingkat populasi HIV/AIDS tertinggi di Papua saat ini
adalah Kabupaten Mimika dengan jumlah penderita HIV/AIDS per 31 Desember
2008 sebanyak 1.700 orang. - ant/ahi

No comments:

Post a Comment