Tuesday, April 28, 2009

Resep Panjang Umur: Hindari Obat Kimia Buatan

Selasa, 28 April 2009 | 19:16 WIB

KOMPAS.com - Panjang umur dan sehat dapat diperoleh orang dengan
mempraktikkan pola hidup seimbang dalam kegiatan sehari-hari, antara
lain dengan tidak sering mengonsumsi obat atau makanan yang mengandung
bahan kimia buatan.

"Untuk sembuh dari flu, misalnya, makanlah bubur dan minum air hangat
lalu badan diselimuti supaya keringat keluar," kata dokter Hu Nai Wen,
ahli pengobatan metode barat dan timur,

Selain itu, ada titik akupuntur di bagian depan siku tangan yang manjur
untuk menghilangkan sesak nafas penderita asma. Dua pendekatan itu
dikatakannya akan lebih baik untuk kesehatan daripada mengonsumsi
obat-obatan berbahan kimia buatan.

Usia panjang di atas 100 tahun dan sehat, menurut Hu, bukan suatu impian
bila orang ketat menerapkan pola hidup seimbang dan menghindari makanan
yang sudah diberi bahan pengawet formalin atau melamin.

Hindari makanan-minuman penyebab peningkat kolestrol, kadar gula darah
dan darah tinggi. Ia menganjurkan orang untuk rutin berolahraga,
bermeditasi, punya waktu istirahat yang cukup dan sering menikmati
mewangian serta musik dan lukisan.

Mengenai lukisan, ia mengemukakan, selain harus yang baik dan bermoral
juga dapat dimengerti oleh penikmatnya, antara lain pemandangan yang indah.

Tentang jenis olahraga, Hu beropendapat, baik lama maupun jenisnya tidak
ada pastikan karena kebutuhan dan kemampuan masing-masing orang berbeda.

Ia menyatakan, orang yang mampu mengangkat beban berat atau lari jauh,
memang kuat, tetapi belum tentu yang berlebihan akan selalu baik bagi
kesehatan yang bersangkutan.

ABD

*Komentar : Jadi ingat kasus Fa lun Gong. Ada yang bilang, Fa lun Gong
dimusuhi dan diberangus pemerintah China karena mengeluarkan ajaran
bahwa kalau sakit tidak usah minum obat. Kalau soal asma nggak usah
pakai titik akupuntur, cukup bernapas dengan rileks dan menghembuskannya
yang pelan dan panjang. Nanti napas bisa lancar, tapi batuk dan sakit
tenggorokannya tetep harus diobatin.*

Sunday, April 26, 2009

Depkes Waspadai Flu Babi

Minggu, 26 April 2009 | 21:24 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Evy Rachmawati

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mengantisipasi munculnya kasus flu babi,
Departemen Kesehatan mengirimkan surat edaran kewaspadaan dini kepada
jajaran dinas kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan di seluruh
provinsi di Indonesia.


Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Dirjen P2PL Depkes) Tjandra
Yoga Aditama, Minggu (26/4), di Jakarta.

Ketua Komisi Teknis Kesehatan Dewan Riset Nasional Prof Amin Soebandrio,
menjelaskan, flu babi adalah penyakit pernapasan babi yang disebabkan
virus influenza tipe A yang sering menyebabkan wabah influenza di babi,
dengan angka kematian rendah. Sebagian besar wabah terjadi pada akhir
musim dingin dan bulan-bulan di mana juga terjadi wabah flu pada manusia.

Sementara itu, Tjandra Yoga menyatakan pihaknya telah mengirimkan surat
edaran kewaspadaan dini ke dinkes dan kantor kesehatan pelabuhan di
seluruh provinsi di Indonesia. "Kami telah mengumpulkan jajaran kantor
kesehatan pelabuhan se-Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kebetulan semua sedang berkumpul di Makassar untuk mengikuti simulasi
pandemi flu burung di Makassar," ujarnya.

Simulasi episenter pandemi yang dilaksanakan di Makassar pada 25-26
April juga merupakan salah satu upaya persiapan Depkes dan lintas sektor
terkait dalam menghadapi berbagai kemungkinan kejadian luar biasa, kata
Tjandra Yoga menegaskan

Sejauh ini, pihaknya tengah mengumpulkan data dan kajian ilmiah mengenai
penyakit itu dari berbagai sumber dan terus berkoordinasi dengan Badan
Kesehatan Dunia (WHO) untuk memantau perkembangan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keganasan flu babi dan apa bentuk
penanganan paling tepat menghadapi ancaman flu babi di Indonesia.

"Kami juga tengah mempersiapkan kemungkinan pemeriksaan laboratorium
untuk flu babi ini," ujarnya menambahkan. Depkes juga berkoordinasi
dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian untuk
merumuskan langkah-langkah dan membentuk tim zoonosis bersama.

Waspada Serangan Flu Meksiko

By Republika Newsroom
Minggu, 26 April 2009 pukul 17:17:00
REUTERS

Jika baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan flu Singapura, kini
muncul virus flu jenis baru di Meksiko yang telah memakan korban jiwa.

Pihak pemerintah Meksiko mengatakan hingga kini telah jatuh 81 korban
yang diduga meninggal akibat virus flu babi jenis terbaru.

Menteri Kesehatan Meksiko, Jose Cordova mengatakan total 1.324 orang
telah dibawa ke rumah sakit dengan gejala yang dicurigai sebagai flu
babi jenis baru sejak 13 April.

"Pada waktu yang sama, 81 kematian telah tercatat terkait dengan virus
tersebut namun hanya 20 kematian yang telah dikonfirmasi laboraturium
benar akibat infeksi tersebut," terangnya.

Presiden Meksiko Felipe Calderon telah mengumumkan keadaan itu sebagai
kondisi darurat dan berusaha mengatasinya.

Sekolah di sekitar kota Meksiko telah ditutup hinggga 6 Mei dan sekitar
70% bar dan restoran juga ditutup sementara. Masyarakat juga diminta
untuk menghindari bersalaman dan pihak kedutaan besar AS telah meminta
para pengunjung untuk menjaga jarak sekitar 1,8 meter dari orang lain.

Masker untuk menutup hidung dan mulut dibagikan untuk masyarakat. Mereka
juga diminta untuk tetap berada di rumah untuk menghindari infeksi.

Rekomendasi tersebut juga dikatakan oleh Organisasi kesehatan dunia atau
World Health Organization (WHO) yang memperingatkan hal itu bisa menular
dengan luas.

Ketua WHO, Margaret Chan mengatakan, kejadian tersebut sebagai "kondisi
kesehatan darurat yang perlu perhatian dunia" dan perlu diawasi dengan
serius.

Perhatian internasional

Sebagian kasus telah dikonfirmasi sebagai jenis baru dari virus babi
H1N1, yang biasanya hanya menginfeksi babi namun kini juga menyerang
manusia.

Para ahli kesehatan mengatakan, tes yang selama ini dilakukan
menunjukkan adanya hubungan antara penyakit yang berada di Mexico dengan
virus flu babi di Amerika Serikat bagian selatan.

Usai mengadakan rapat komite WHO darurat, Chan mengatakan, kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan publik itu perlu mendapat perhatian
masyarakan internasional.

WHO menyarankan pada seluruh negara anggota untuk berhati-hati terhadap
flu musiman yang tidak biasa atau pneumonia, terutama diantara anak-anak
yang sehat.

Pihak berwenang mengatakan, hingga saat ini korban meninggal adalah para
dewasa muda, dibandingkan golongan yang lebih rentan seperti anak-anak
dan lanjut usia (lansia).

Rapat komite WHO belum mengumumkan kejadian itu sebagai kondisi
kesehatan masyarakat darurat dan meningkatkan hingga tingkat penyakit
menular berbahaya, yang akan berakibat larangan bepergian, pelarangan
jual beli dan ditutupnya perbatasan.

Sebagian besar kasus yang terjadi menunjukkan jenis baru dari flu babi
H1N1, yaitu penyakit saluran pernafasan yang biasa dialami babi namun
kini menular pada manusia.

H1N1 adalah sejenis virus yang biasa menyebabkan flu pada manusia, namun
jenis virus itu kini mengandung materi baru yang biasanya hanya
berbahaya bagi babi dan burung.

Virus tersebut menyebar melalui batuk dan bersin serta kontak langsung
atau tak langsung antara manusia.

Sekolah, museum dan perpustakaan telah ditutup di seluruh bagian ibu
kota dan masyarakat dilarang untuk menghindari berjabat tangan atau
menggunakan alat makan bersama-sama.

Dua pertandingan sepak bola yang sebelumnya dipenuhi para pengunjung,
terpaksa bermain tanpa penonton untuk menghindari penyebaran virus.

Petugas kesehatan setempat telah mengisolasi beberapa orang yang
dicurigai terinfeksi virus serta rumah yang mereka tempati. (bbc/rin)

Saturday, April 25, 2009

Istilah Flu Singapura Salah Kaprah

By Republika Newsroom
Sabtu, 25 April 2009 pukul 14:15:00

DENPASAR -- Konsultan penyakit kronis dan infeksi di FKUI/RSCM, Jakarta,
Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K) mengemukakan, penggunaan
istilah pada penyakit Flu Singapura adalah salah kaprah.

"Penyakit yang disebut Flu Singapura itu bukan tergolong flu, tapi masuk
pada famili herpes. Kalau flu itu ditandai dengan adanya panas tinggi
dan batuk pilek, sedangkan yang disebut Flu Singapura itu kan tidak
demikian," katanya di sela-sela pada simposium aliansi strategis
negara-negara Asia untuk pencegahan penyakit pneumonia (ASAP) di
Denpasar, Sabtu.

Ia mengemukakan, pada penyakit yang disebut Flu Singapura itu hanya
ditandai dengan kondisi suhu tubuh yang hangat dan yang diserang adalah
mulut, tangan dan kaki. Namun, ia mengingatkan bahwa penyakit itu beda
dengan yang menyerang hewan ternak.

"Biasanya penyakit yang disebut Flu Singapura itu ditandai dengan adanya
gelembung di tangan dan telapak kaki yang di dalamnya ada cairan.
Penyakit itu menular biasanya melalui air ludah yang meleleh karena si
pasien biasanya tenggorokannya sakit untuk menelan, walaupun hanya
ludah," katanya.

Menurut anggota ASAP Indonesia itu, air ludah yang meleleh, khususnya
pada anak-anak itu biasanya kemudian dihapus dengan tangan atau terkena
baju. Dari media itulah kemudian virus tersebut menular kepada orang lain.

Karena itu, katanya, untuk pencegahan penyakit tersebut, seseorang harus
selalu menjaga kebersihan tangan dan mandi. Selain itu, anak-anak yang
sudah terserang penyakit tersebut, sebaiknya tidak usah masuk sekolah
dan dirawat di rumah sakit.

"Meskipun demikian, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir berlebihan
terhadap penyakit itu karena sampai sekarang penyakit yang memang bisa
menimbulkan kematian itu belum ditemukan di Indonesia," ujarnya.

Ia mengakui bahwa sesuai informasi yang diterima, penyakit tersebut
menyebabkan kematian di Singapura, Hongkong dan China. Hal itu terjadi
karena penyakit tersebut bisa menyerang otak kalau sudah masuk ke dalam
darah dan tidak segera ditangani.

"Penyakit itu sampai sekarang belum ada obatnya. Yang ada selama ini
hanya untuk meredakan sakitnya saja. Karena itu kita harus betul-betul
menjaga kesehatan untuk pencegahan," ujarnya. -ant/ahi

Friday, April 24, 2009

Kenali Makanan Pembakar Kalori

By Republika Newsroom
Jumat, 24 April 2009 pukul 16:01:00

YOGHURT: Beberapa jenis makanan seperti sereal, yoghurt dan susu rendah
lemak dapat membantu pembakaran kalori jika dikonsumsi sebelum berolahraga.

Jenis karbohidrat pada makanan yang dikonsumsi sebelum berolahraga dapat
mempengaruhi seberapa banyak pembakaran lemak. Demikian diungkap
penelitian terbaru.

Para wanita yang mengonsumsi makan siang kaya karbohidrat yang tidak
menyebabkan lonjakan gula darah seperti sereal, yogurt dan susu rendah
lemak, dapat membakar lemak lebih banyak hingga 50% saat berolahraga
setelah makan pagi. Jika dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi
makan pagi dengan karbohidrat yang diketahui meningkatkan kadar gula
darah dengan tajam seperti roti putih dan sereal jagung.

Karbohidrat yang menyebabkan peningkatan tajam gula darah dikenal dengan
karbohidrat high-glycemic index, sementara yang lainnya disebut
karbohidrat low-glycemic index.

Sementara para peneliti lainnya juga menemukan menu glicemyc rendah
sangat bermanfaat untuk pembakaran lemak. Penelitian terbaru tersebut
memiliki poin yang unik, menurut pemimpin studi dari Northumbria
University di Inggris, Emma Setevenson.

"Sebagian besar objek penelitian pada efek glycemic sebelum berolahraga
dilakukan pada pria. Ada juga yang memfokuskan pada atlet tertentu,
namun tidak menggambarkan sebagian besar populasi," ujar Emma.

Penelitian yang dilakukannya mengikutsertakan delapan wanita dengan
berat badan rata-rata berusia 24 tahun. Pada dua kesempatan yang
berbeda, para wanita itu mengonsumsi sarapan karbohidrat glycemic tinggi
atau rendah, kemudian tiga jam kemudian diminta berjalan di treadmill
selama 60 menit.

Para peneliti kemudian mengambil contoh darah sebelum makan pagi, saat
dan setelah berolagraga untuk mengukur asam lemak bebas, sebagai tanda
untuk pembakaran lemak.

Lemak rata-rata yang dibakar selama berolahraga adalah 7,4 gram dengan
menu glycemic rendah, namun hanya 3,7 gram untuk makanan dengan
mengandung glycemic tinggi, perbendaannya hingga 50%.

Mengapa perbedannya begitu besar? Para peneliti meyakini makanan dengan
karbohidrat tinggi glycemic diketahui membuat gula darah naik tajam.
Sementara itu, gula darah tidak terlalu merespon karbohidrat rendah
glycemic sehingga tubuh dapat menggunakan lemak pada tubuh untuk
pembakaran dibandingkan gula darah.

Setiap porsi makan pagi yang diberikan pada partisipan sekitar 265
kalori, namun untuk makanan karbohidrat rendah glysemic mengandung lebih
banyak serat.

Stevenson kemudian menyarankan, untuk membakar lemak lebih banyak
sebaiknya memfokuskan pada makan rendah gliserin seperti gandum utuh,
bubur, sereal dengan gandum utuh, kacang kedelai dan roti dari biji
rami. (healthday/rin)

Thursday, April 23, 2009

Pendahuluan

Situs ini berisi info-info yang terkait dengan kesehatan. Semuanya merupakan wacana, dan pembaca diharapkan berhati-hati dalam mengikutinya.